Rembuk

Implementasi Program Kerja Pusat Pelayanan KKN Universitas Jember

JEMBER -- Program KKN Universitas Jember (Unej) yang mulai diselenggarakan secara offline pasca-terjadinya pandemi Covid-19 global diberangkatkan pada tanggal 20 Juli 2022 lalu. Pemberangkatan ini merupakan pemberangkatan awal untuk peserta kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di luar wilayah Jember.

Rencananya, program KKN ini akan berlangsung selama 45 hari. Akan tetapi terjadi perubahan yang diumumkan oleh penyelenggara atau instansi kampus yakni Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M).

Perubahan waktu atau durasi pengabdian berubah menjadi 35 hari. Lembaga LP2M ini merupakan lembaga yang membawahi semua kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, baik pengabdian dosen maupun kegiatan pengabdian mahasiswa.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Pemberangkatan mahasiswa KKN untuk luar wilayah Jember meliputi wilayah tapal kuda, yakni Lumajang, Bondowoso, Situbondo, Pasuruan, dan Probolinggo. Pemberangkatan ini diawali dengan seremonial yang dipimpin oleh ketua LP2M Universitas Jember Professor Yuli Witono. Upacara dihadiri hampir seluruh peserta KKN yang akan diberangkatkan ke berbagai wilayah di luar Jember. Pemberangkatan menuju wilayah penempatan KKN dilakukan menggunakan kendaraan pribadi, baik sepeda motor ataupun mobil pribadi.

Sesampainya di wilayah kecamatan, tim rombongan KKN disambut oleh pejabat kecamatan yakni camat beserta jajarannya. Tim diberi keleluasaan untuk bisa berkolaborasi dengan masyarakat terkait dengan kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan di desa. Pihak pejabat kecamatan juga menyampaikan bahwa dengan adanya kegiatan KKN ini, diharapkan ada peningkatan baik dari segi ekonomi maupun dari segi partisipasi masyarakat.

Program KKN Unej Membangun Desa (UMD) memiliki tujuan untuk membentuk perubahan terhadap kehidupan masyarakat. proses perubahan memang tidak bisa dilakukan secara perorangan. Kegiatan KKN merupakan manifestasi rangsangan yang bisa membuat perubahan transformatif dalam ruang sosial masyarakat desa.

Dalam kegiatan KKN ini, instansi Unej sudah memberikan pembekalan terkait dengan desain program kerja yang akan dibuat oleh masing-masing kelompok mahasiswa KKN. Program kerja dengan menggunakan metode atau konsep Business Model Canvas (BMC). Penggunaan metode ini merupakan sebuah inovasi yang dimiliki oleh instansi yakni Universitas Jember, mengingat penggunaan metode BMC biasanya hanya digunakan untuk keperluan bisnis ortodoks.

Dalam program kerja yang menggunakan metode BMC terdapat beberapa keuntungan atau membuka peluang potensial misalnya program kerja bisa menjaring objek dari kegiatan. Selain itu, dengan adanya BMC program kerja bisa memiliki ukuran atau indikator keberhasilan yang bisa dicapai dan adanya evaluasi secara berkala. BMC menjadi koridor penting untuk pengembangan potensi desa dan pengentasan masalah yang ada di desa termasuk bagaimana kebijakan desa bisa berkembang dan secara konsisten bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Selain itu, metode BMC juga bisa diimplementasikan untuk memecahkan masalah yang terkait dengan kultur dogmatis yang diimplementasikan oleh masyarakat lokal. Penggunaan metode BMC bisa menjadi arah perubahan yang signifikan mengingat berbagai keuntungan yang ditawarkan. BMC memiliki kemiripan dengan peta masalah yang dibuat oleh para pengamat atau para pembuat kebijakan publik. Dengan pemetaan ini diharapkan semua masalah bisa tertampung dengan tepat dan menggunakan solusi yang efektif dan efisien.

Untuk kelompok penempatan Kecamatan Padang Kabupaten Lumajang yang berlokasi di Desa Kedawung membuat dua program kerja. Program kerja ini untuk menjawab tantangan yang ada di masyarakat Desa Kedawung. Masalah utama yang masyarakat alami ialah, tingginya angka stunting dan masifnya pernikahan dini. Ini merupakan masalah yang cukup besar, mengingat kultur masyarakat desa yang heterogen membuat benih-benih patologis sosial ini bisa merambah.

Program yang dibuat oleh kelompok 449 di Desa kedawung ialah terkait dengan proses pelayanan masyarakat dan pilot project dapur gizi. Program kerja yang pertama ialah program kerja Pusat Pelayanan Masyarakat (PPM) yang mengedepankan sisi humanis mahasiswa sebagai agent of change yang bisa memberikan kontribusi terkait dengan pemikiran atau ide, tenaga dan lain sebagainya.

Program kerja ini juga menekankan kepada sinergitas antara acara seremonial desa dengan masyarakat sehingga outputnya ialah peningkatan partisipatif masyarakat terhadap segala bentuk seremonial di desa. Kegiatan ini juga berimplikasi dengan proses kekerabatan dan integrasi antara mahasiswa dan warga masyarakat desa, dan menjadi pembentuk identitas kolektif yang melegitimasi bahwa mahasiswa sebagai proyeksi perubahan yang berkelanjutan.

Bentuk kegiatan yang sudah dilakukan selama proses penerjunan hingga hari ke 10 ini terkait dengan program kerja Pusat Pelayanan Masyarakat (PPM) di antaranya proses pembuatan Pawon Urip untuk acara ceremonial HUT Kemerdekaan RI, proses sosialisasi remaja yang berkolaborasi dengan BKR (Bina Keluarga Remaja), sosialisasi dan pendampingan pengukuran dan penimbangan balita dengan aksi kolaborasi yang melibatkan Posyandu dan Postu (Puskesmas Pembantu), dan yang terakhir ialah sosialisasi terkait dengan kegiatan dan penyaluran dana PKH (Program Keluarga Harapan). Semua prosesi kegiatan ini merupakan sumbangsih integrasi antara mahasiswa KKN dengan dinas-dinas terkait yang bekerja untuk masyarakat desa.

Dalam implementasi program kerja ini, tidak ada kendala yang berarti yang ditemukan. Hanya beberapa kendala mikro seperti misalnya jadwal yang padat dan tidak hadirnya anggota masyarakat yang dijadikan objek implementasi program kerja. Namun, dengan halangan atau hambatan mikro ini kami tim mahasiswa KKN Universitas Jember bisa belajar terkait dengan mekanisme atau sistem program yang tidak semuanya bisa dirasakan oleh masyarakat. Dari kegiatan yang sudah berjalan ini, tim KKN masih sangat sering diberikan saran untuk pengentasan permasalah yang makro yakni terkait dengan pengairan.

Air merupakan masalah utama di Desa Kedawung ini, mengingat desa ini merupakan dataran tinggi yang kurang mempunyai daerah resapan air. Selain itu, kepada desa Kedawung juga sudah memberikan solusi yakni membuat sumur dengan kedalaman 100 meter, akan tetapi air masih saja belum bisa ditemukan. Masyarakat saat ini hanya bergantung kepada air yang dibeli dengan harga 120 ribu dengan volume 5000 liter. Volume sebesar itu, dimuat oleh truk yang setiap hari hilir mudik untuk melayani masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan air.

Untuk itu, tim KKN Universitas Jember melakukan koordinasi dengan dosen pembimbing terkait dengan masalah ini. Untuk proses hasilnya masih menunggu bagaimana keputusan dari pihak instansi untuk membantu masalah tersebut. Krisis air bersih ini, merupakan masalah utama yang sudah terjadi bertahun-tahun lamanya. Setelah berganti-ganti kepala desa, tetap saja persoalan air menjadi pekerjaan yang tidak terselesaikan. Untuk itu, kami mempunyai ide terkait dengan penghidupan mata air yang nantinya bisa dimanfaatkan meskipun durasinya cukup lama. Acar alternatif yang kami tim KKN lakukan ialah melakukan sosialisasi untuk proses penanaman bambu. Bambu sendiri mempunyai peran untuk menyerap air sehingga hujan yang turun bisa diserap kedalam tanah dan nantinya bisa dimanfaatkan untuk masyarakat.

Untuk proses sosialisasi ini, tim mahassiwa masih mengkaji secara mendalam bagaimana menentukan audiens dan target dari sasaran sosialisasi ini. Tidak hanya itu, tim juga sedang menggodok proses distribusi bambu yang akan digunakan untuk proses penghidupan mata air, sehingga nantinya warga bisa menikmati air dengan leluasa.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Explore your passion dont be afraid