Rembuk

Es Jadul Mbah Jumiyo yang Tak Lekang Waktu

Mbah Jumiyo, penjual es di Alun-alun Kidul Yogyakarta. - (Valeska Antonia Beatrice)

 

Oleh: Valeska Antonia

 

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

YOGYAKARTA -- Mari berkenalan dengan Mbah Jumiyo, penjual Es Lilin Jadul yang tiap hari berjualan di Alun-alun Kidul (Alkid) Yogyakarta.

Mbah Jumiyo tiap harinya menempuh jarak sekitar 20 kilometer untuk menjual esnya. Lelaki sepuh itu tinggal di Tegal Urung Gilangharjo, Pandak Bantul.

Mbah Jumiyo telah berjualan es sejak tahun 70-an. Hingga kini, ia masih tetap bertahan berjualan es lilin dan juga es gabusnya. Setiap hari ia membawa enam termos berisi total 180 es jadul dengan beragam rasa seperti buah naga, cokelat, stroberi, melon, dan lain-lain.

Es yang ditusuk menggunakan stik dan di bungkus dengan plastik bening tersebut dibanderol dengan harga Rp 2,500. Tentunya tergolong murah untuk harga sebuah es yang sudah sangat sulit di temukan.

"Saya biasa berangkat berjualan pukul 15.00 WIB dan pulang pukul 20.00 WIB, paling malam jam 21.00 WIB. Karena alun-alun kidul ramai kalau malam, jadi mau tidak mau saya juga harus pulang malam agar dagangan saya bisa habis," kata Mbah Jumiyo.

Dengan banyaknya jajan kekinian yang ada di Alun-alun Kidul, es Mbah Jumiyo mau tidak mau tidak lagi menjadi suatu pilihan utama bagi wisatawan. Meskipun demikian, ia tetap tekun untuk tetap menjajakan es dagangannya itu. Sebab, dirinya sudah berjualan selama puluhan tahun merasa bahwa es tersebut yang sudah menghidupinya dan juga keluarganya sejak sejak 50 tahun terakhir ini.

Sebuah Es lilin yang menjadi saksi perjuangan Mbah Jumiyo untuk melewati kerasnya Kehidupan dan menjadi saksi dimana zaman terus berubah sehingga bisa di bilang bahwa Es mbah umiyo patut di juluki sebagai sang legenda.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image